Saudaraku,…
Menciptakan sebuah keluarga yang dipenuhi banyak kebaikan adalah cita-cita
yang paling didambakan seorang muslim. Menikah dan membina sebuah keluarga
terbaik adalah sunnah Rasulullah Muhammad Saw yang terhitung mudah untuk
dikerjakan, tetapi sulit untuk menyempurnakannya.
Dikatakan demikian, karena dari sekian banyak pernikahan, sedikit sekali
yang mampu menghadirkan banyak kebaikan. Sebuah pernikahan diawali bersatunya
dua pribadi yang bertolak belakang. Pria dan wanita seperti dua sisi mata uang,
satu memberikan nilai kepada sisi yang lain. Demikian pula sebaliknya. Bukankah
uang itu menjadi bernilai jika kedua sisi berperan optimal? Bukankah uang yang
rusak salah sisinya tidak dapat digunakan melakukan pembelian apapun juga?
Ingatlah, saudaraku. Isi kepala orang-orang yang sepakat menikah juga
beraneka ragam. Sehingga bukan tidak mungkin kan terjadi pertengkaran atau
pertikaian walaupun dalam volume yang kecil. Tetapi jika pertengkaran atau
pertikaian tersebut tidak dikelola dengan baik, pertengkaran akan menghancurkan
maghligai pernikahan yang agung. Karena dampak hebat seperti itulah, maka dalam
setiap keluarga semestinya dipenuhi kesabaran suami istri yang kuat.
Seorang istri mestinya mampu bersabar terhadap perlakuan dan sikap yang
tidak menyenangkan dari si suami. Seorang suami juga selayaknya mampu bersabar terhadap
terhadap sikap tidak menyenangkan dari sang istri. Jangan terlampau mudah
membawa perasaan dalam urusan rumah tangga. Jangan terlampau mudah sakit hati
oleh kata-kata tidak menyenangkan yang diucapkan pasangan hidup Anda. Dan
jangan pula mudah mengucapkan kata-kata kasar akibat rasa sakit hati yang Anda
rasakan. Terimalah apapun sikap pasangan Anda dengan ikhlas. Ini adalah ujian
Allah untuk Anda. Bersabarlah dan bersabarlah, saudaraku. Dan jika mulai terasa
berat, mengadulah kepada Allah SWT, hanya kepada Allah. Jangan Anda berbagi
kesedihan dalam rumah tangga kepada manusia, karena itu akan menambah bagi
Anda. Jika Anda minta pertolongan Allah, Allah akan memberi pertolongan kepada
Anda. Bukankah Anda masih percaya Allah SWT mampu melembutkan hati manusia yang
paling keras sekalipun? Maka berbagilah kepada Allah, jika hidup Anda terasa
berat untuk Anda pikul sendiri.
Saudaraku,..
Diceritakan pada
zaman dahulu tinggalah seorang saleh. Ia mempunyai saudara saleh yang bertempat
tinggal berjauhan. Saudaranya tersebut mengunjungi saudaranya tiap tahun
sekali, dan pada suatu hari ketika ia berkunjung ke rumah saudaranya dan
mengetuk pintu rumahnya, ditanya oleh istri saudaranya, "Siapa?"
Jawabnya, "Saudara
dari suamimu, datang untuk berkunjung."
Istri saudaranya
itu berkata, "Ia masih pergi mencari kayu, semoga tidak dikembalikan oleh
Allah." Lalu, ia
memaki-makinya.
Kemudian tidak
lama datanglah saudaranya itu mendapat seikat kayu yang dipikulkan pada
harimau, ia berkata pada harimau itu:
"Pergilah, semoga Allah memberkahi kamu."
"Pergilah, semoga Allah memberkahi kamu."
Kemudian
dipersilahkan saudaranya untuk masuk ke rumah, sedang istrinya terus
memaki-maki padanya, tetapi tidak dijawab walau sepatah kata pun, sehingga
dihidangkan makanan dan makan bersama saudaranya. Setelah itu ia minta izin
untuk kembali dan tidak henti-hentinya memikirkan tentang kesabaran saudaranya
terhadap istrinya yang seperti itu.
Kemudian di tahun
yang berbeda saudaranya
itu berkunjung kembali, dan ketika sampai di rumah dan mengetuk pintu, ditanya
oleh istrinya, "Siapa?"
Jawabnya, "Aku saudara suamimu datang untuk berkunjung."
Maka disambut
oleh istrinya, "Selamat datang," dan dipersilahkan untuk menunggu
suaminya yang sedang mencari kayu dan dipuji-puji kebaikan suaminya itu, maka
tidak lama kemudian datanglah suaminya memikul kayu di atas punggungnya,
kemudian kepada saudaranya yang datang sambaing itu dipersilahkan masuk, dan
sesudah makan bersama ia bertanya tentang hal dahulu ketika itu harimau membawa
kayuya, dan kini kayu terpaksa dipikulnya sendiri.
Jawabnya,
"Hai saudaraku, istriku yang cerewet dahulu itu telah meninggal dunia, dan
karena saya sabar atas kecerewetannya, Allah mendatangkan harimau untuk
membantuku dalam mencari kayu, kemudian ketika aku telah diganti oleh Tuhan
dengan istri yang baik budi ini, sudah tidak ada lagi harimau itu. Kini
terpaksa aku harus memikulnya sendiri kayuku itu."
Saudaraku,…
Kisah ini
menunjukkan betapa Allah tidak pernah menjauhkan kasih sayang-Nya dari
orang-orang yang mampu bersabar menghadapi keburukan pasangan hidupnya.
Orang-orang beriman adalah orang-orang yang menjadikan sabar sebagai kecintaan
hidupnya. Merekalah yang akan menjadi cahaya ketika semua pelita telah
dipadamkan Allah SWT. Mereka dijaga Allah dari keburukan dunia karena
kesabarannya. Maka bersabarlah, saudaraku. Allah SWT akan memberikan banyak
kebaikan kepda Anda.
No comments:
Post a Comment