Saudaraku,…
Kehidupan adalah sebuah pilihan yang
memiliki tanggungjawab tersendiri. Berpihak kepada keburukan memiliki sebuah
akibat yang harus diterima pelakunya dan berpihak kepada kebaikan juga memiliki
akibat tertentu. Kalau Anda menanam jagung, maka kelak atau sebentar lagi Anda
akan memanen jagung. Kalau menanam padi, maka kelak Anda pun akan memanen padi.
Demikianlah kehidupan ini terjadi.
Manusia itu sesungguhnya hidup
diantara banyak pilihan. Dunia ini telah menghampiri kita menawarkan banyak
keyakinan yang dinyatakan sebagai sebuah kebenaran. Dunia juga menawarkan
kepada kita berbagai jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Kesemuanya itu
terbagi dalam dua kelompok yang saling bertentangan, yaitu halal dan haram.
Diantara dua pilihan itulah Islam
hadir menegaskan batas-batas yang jelas diantara kedua pilihan tersebut. Islam
mengajak semua manusia untuk berpihak kepada yang halal dan meninggalkan yang
haram tanpa keraguan sama sekali. Dan didalam kehidupan yang banyak dijejali
banyak hal yang haram inilah, berpihak kepada yang halal sungguh membutuhkan
kekuatan niat yang luar biasa.
Niat tersebut selayaknya disandarkan
hanya kepada Allah SWT. Sesungguhnya kekuatan niat seperti ini mampu member
energy tambahan untuk tetap istiqomah berpihak kepada yang halal. Jika niat
Anda karena mengharapkan ridho Allah, maka Allah SWT akan membantu kita untuk
selalu berpihak kepada yang halal. Teguhkanlah niat kita untuk berpihak kepada
yang halal diantara banyaknya kesenangan yang diharamkan oleh Allah SWT.
Al-Hasan
al-Bashri Rahimahullah suatu ketika pernah berkata, "Ada seorang wanita jalang yang kecantikannya melebihi
wanita-wanita seusianya. Dia akan menyerahkan dirinya bila dibayar dengan 100
dinar (425 gram emas). Kemudian ada seorang pria yang melihatnya. Dia merasa
kagum dan menginginkan si wanita tadi. Lalu si pria pergi dan bekerja keras
membanting tulang dengan tangannya sendiri, sampai akhirnya dia berhasil
mengumpulkan uang 100 dinar. Kemudian dia mendatangi si wanita dan berkata
kepadanya, "Sungguh engkau telah membuatku kagum, kemudian aku pergi dan
bekerja membanting tulang hingga berhasil mengumpulkan 100 dinar."
Si wanita berkata, "Bayarkanlah uang itu pada kepala
pelayan agar dicek keaslian dan ditimbang beratnya." Setelah dibayarkan si
wanita berkata lagi, "Masuklah." Si wanita itu mempunyai rumah yang
dihias dengan indah dan ranjang dari emas. Ketika sudah masuk,
"Ayolah," ajak si wanita. Si pria pun bersiap untuk melaksanakan
hasratnya, namun saat itu pula dia ingat bagaimana nanti dia akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Tubuhnya jadi gemetar dan syahwatnya langsung hilang. Maka dia batalkan niatnya
dan berkata, "Biarkanlah aku keluar dan pergi dan uang 100 dinar itu ambil
saja untukmu!"
Dengan penuh perasaan heran si wanita bertanya, "Ada
apa denganmu? Kau telah mengaku pernah melihatku dan kagum padaku serta
menginginkan diriku. Kemudian engkau pergi bekerja membanting tulang hingga
mengumpulkan 100 dinar, dan setelah engkau bisa mendapatkan aku, kamu kok jadi
begini?" Si Pria menjawab, "Tidak ada yang mendorongku dalam hal ini
selain rasa takutku kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Aku membayangkan
bagaimana saat nanti aku akan berdiri di hadapan-Nya mempertanggungjawabkan
perbuatanku." Si wanita berkata, "Bila engkau benar demikian, maka tidak
ada yang berhak menjadi suamiku selain engkau." Tetapi si pria
menanggapinya dengan berkata, "Biarkan aku pergi saja." Si wanita
berkata, "Boleh, tetapi kau harus berjanji, bahwa nanti kau akan
mengawiniku." Si pria berkata lagi, "Tidak ada janji sampai aku
keluar." Si wanita tetap teguh memaksa, "Engkau harus berjanji, demi
Allah, bila nanti aku datang kepadamu engkau harus mengawiniku." "Ya,
mungkin," jawabnya singkat.
Lalu dia mengenakan pakaiannya kemudian terus pergi
menuju negerinya. Dan si wanita pun berangkat meninggalkan dunia hitamnya
dengan penuh penyesalan atas segala yang diperbuatnya. Sampai akhirnya ia tiba
di negeri si pria itu. Lalu dia bertanya pada orang-orang di sana tentang nama
dan alamat si pria itu. Orang-orang berkomentar, "Sekarang ini, sang ratu
cantik itu datang sendiri bertanya tentang engkau."
Saat si pria melihatnya, dia terkejut, kemudian kejang
lalu mati dan jatuh di hadapan wanita itu. Maka si wanita berkata, "Aku
sudah tidak mungkin mendapatkan orang yang satu ini, tapi apakah ia punya
seorang kerabat?" Orang-orang menjawab, "Ya, ada, dia punya saudara
laki-laki yang miskin."
Si wanita tadi akhirnya berkata pada saudara
laki-lakinya, "Aku ingin menikah denganmu, karena aku cinta pada
saudaramu". Akhirnya keduanya menikah dan dikaruniai tujuh orang
anak."
Saudaraku,…
Cerita di atas
saya harap mampu membuka hati kita menguatkan niat untuk selalu berpihak kepada
yang halal. Demikianlah yang akan Anda lakukan jika Anda mencintai Allah SWT.
Demikianlah yang Anda lakukan jika Anda mencintai kekasih Allah Muhammad Saw.
Janganlah Anda bimbang untuk menjauhi kesenangan yang diharankan oleh Allah.
Jika Anda mencintai Allah dengan meninggalkan kesenangan yang diharamkan-Nya,
maka tidak sungkan lagi memberikan Anda kesenangan yang baik dari sisi-Nya. Dan
kesenangan apalagi yang lebih menyenangkan daripada kesenangan yang dipenuhi
keberkahan Allah SWT.
No comments:
Post a Comment