Saudaraku,…
Sungguh sebuah
kebahagiaan yang sangat besar jika seorang muslim memperoleh kasih sayang Allah
berupa kekuatan iman dan Islam yang tangguh. Karena Allah tidak memberikan
kemuliaan ini pada setiap orang. Jika kita hitung manusia di seluruh jagad ini
yang bersyahadat kepada Allah dan rasul-Nya,
sungguh sedikit sekali yang memiliki kekuatan iman yang tangguh. Setiap muslim
yang berjalan menuju Allah bukanlah seorang nabi atau manusia yang telah
memiliki kekuatan iman yang luar biasa sejak lahir. Iman dibentuk oleh ketaatan
yang dilakukan terus-menerus. Semakin sering seorang muslim berbuat ketaatan,
maka semakin hebat pula kekuatan iman yang dimilikinya. Demikian pula
sebaliknya, keimanan seorang dapat melemah kalau ia meninggalkan kebaikan yang
disyaratkan oleh Allah.
Terlepas dari
semua itu, segala bentuk keimanan yang datang dan melekat pada manusia tidak
pernah terlepas dari kekuatan dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Dan ini tidak sebatas pada orang-orang yang berada dalam lingkungan kebaikan.
Janganlah sekali-kali terlintas dalam pikiran kita kalau iman yang tangguh
hanya terlahir dalam lingkungan pesantren atau madrasah saja. Tidakkah Anda
ingat sahabat Rasulullah Saw. terkasih Umar bin Khaththab ra.? Beliau sebelum
mengenal Islam adalah orang yang paling gigih memerangi Nabi Muhammad Saw. Dan
ketika ia sudah berada di dalam barisan muslimin ia menjadi pembela Rasulullah
yang paling ditakuti barisan kaum musyrik di Makkah. Lalu ingatkah pula Anda
kepada istri Fir’aun yang melawan suaminya dan kekejaman yang ,menyertainya.
Perlawanan ini
ini sebenarnya dimulai ketika Nabi Musa a.s. berhasil mengalahkan para tukang
sihir Fir’aun. Asiyah, yang turut menyaksikan kesuksesan Musa, bertambah tebal
imannya. Sebenarnya, telah lama Asiyah beriman kepada Allah SWT, tetapi hal ini
tidak diketahui suaminya.
Lama-lama Firaun
mengetahui juga akan keimanan Asiyah itu. Firaun murka dan menjatuhkan hukuman
kepadanya. Para algojo diperintahkan Firaun untuk segera melakukan penyiksaan
kepada Asiyah, yang olehnya dianggap murtad itu.
Tubuh Asiyah
ditelantangkan di atas tanah di bawah terik sinar matahari. Kedua tangannya
diikat kuat ke tiang-tiang yang dipatok ke tanah agar ia tak dapat
bergerak-gerak. Wajahnya yang telanjang di hadapankan langsung ke arah
datangnya sinar matahari. Asiyah pastilah tidak akan tahan akan sengatan panas
matahari, dan akhirnya ia akan mengubah keimanannya kepadaku, demikian pikir
Firaun.
Tetapi, apa yang
terjadi? Ternyata Tuhan tidak membiarkan hambanya menderita akibat kekafiran
Firaun. Setiap kali para algojo meninggalkan Asiyah dalam hukumannya, segera
malaikat menutup sinar matahari itu, sehingga langit menjadi teduh dan Asiyah
tak merasakan sengatan matahari yang ganas itu.
Asiyah tetap
segar-bugar meskipun sudah dihukum berat. Hal ini membuat Firaun memerintahkan
hukuman lain yang lebih berat. Ia memerintahkan agar kepada tubuh Asiyah yang
telentang itu dijatuhi batu besar. Tubuhnya pasti remuk, pikir Firaun.
Ketika Asiyah
melihat bahwa ada batu besar yang hendak dijatuhkan ke tubuhnya, berdoalah dia
kepada Tuhan. "Wahai Allah, Tuhanku!
Bangunkah untukku di sisimu sebuah gedung di surga." (At-Taubah: 11).
Segera Allah
memperlihatkan sebuah bangunan gedung di surga yang terbuat dari marmer
berkilauan. Asiyah sangat gembira, lalu rohnya keluar meninggalkan tubuhnya.
Asiyah tidak merasakan kesakitan apa pun, karena ketika batu besar itu menimpa
tubuhnya, rohnya sudah tidak ada di sana.
Demikian lah
sedikit cerita mengenai istri Fir’aun yang beriman kepada Allah. Asiyah itu seperti
sebuah mutiara dalam lumpur yang pekat. Ia selalu berkilau memancarkan keindahan
yang mengalahkam keburukan-keburukan di lingkungannya. Hal yang sama terjadi
pula dilingkungan kita. Kita tidak pernah tahu keimanan yang melekat pada hati
seseorang. Jangan terlalu mudah menghakimi seseorang yang buruk dengan keburukan
yang tidak kita ketahui. Jangan merendahkan saudara Anda yang hanya karena
tempat tinggalnya jauh dari nilai-nilai Islam. Karena Anda tidak akan pernah
tahu pada masa yang akan datang apakah Anda masih memiliki keimanan seperti
sekarang atau Anda menjadi bagian kemaksiatan dari tuduhan Anda tersebut.
Saudaraku,…
Selalu
berpikirlah positif mengenai saudara Anda, betapun buruknya kehidupan dan latar
belakangnya. Dan janganlah Anda berbagga diri dengan kebaikan dan kumuliaan
yang Anda miliki. Sungguh Allah SWT dapat mencabut apa saja yang Anda miliki
jika Anda takabur dengan nikmat-nikmat-Nya. Allah memiliki kuasa yang luar
biasa terhadap diri Anda dan saudara Anda yang lainnya. Ingatlah hal itu, saudaraku!
No comments:
Post a Comment