Saudaraku, …
Tahun-tahun ini benar memang kalau disebut tahun yang berdarah. Entah
dosa apa yang menghinggapi bumi ini sehingga menerima nasib yang begitu
mengenaskan. Orang-orang kuat saling berperang menumpahkan darah. Tapi yang
berdarah bukanlah musuhnya yang diperangi, tapi kerabat sendiri yang berlindung
dari kejamnya permusuhan. Sesekali tedengar kabar seorang balita di atas
gendongan meninggal percuma menemani ibunya yang tubuhnya terberai diterjang
peluru. Kudengar pula banyak orang menangis membanjiri bumi dengan kedukaan
yang mendalam. Pernahkah kita mencoba mengerti bahwa kita membutuhkan cinta
lebih besar dari kebencian dan permusuhan kita kepada orang lain?
Kita yang menjadi saksi hanya terdiam tanpa
mampu melakukan apapun, selain hanya mengabarkan berita duka melalui kata dan air mata yang sesekali menetes pelan dari mata
yang kusam.
No comments:
Post a Comment