Secara etimologi akidah berasal
dari kata ’aqd yang berarti
pengikatan. Akidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan, “Dia mempunyai akidah yang benar,”
berarti akidahnya bebas dari keraguan. Akidah merupakan perbuatan hati, yaitu
kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu. Adapun makna akidah secara syara’ yaitu, iman kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan kepada hari akhir, serta
kepada qadar yang baik maupun yang buruk. Kita menyebutnya sebagai Rukun Iman.
Akidah yang benar adalah fundamen bagi bangunan agama serta merupakan syarat
sahnya amal. Bagi anda yang menganggap sepele masalah akidah ini,
berhati-hatilah menjaga agama anda. Menjalani kehidupan di dunia ini bukan
hanya perkara sulit untuk memperoleh materi duniawi, tapi juga perjuangan yang
tidak mudah untuk menegakkan agama yang anda yakini kebenarannya. Keyakinannya
terhadap Allah dan kebenaran Islam akan bersentuhan dengan keyakinan lain yang
ditimbulkan oleh keruwetan dunia dan godaan-godaan menggiurkan yang akan
mengikutinya. Ketika interaksi akidah anda dengan keruwetan dunia semakin
meninggi, maka akidah tersebut akan mengalami seranagn yang luar biasa hebat.
Dan situlah kemudian akidah anda akan menunjukkan perannya. Apakah bangunan
agama anda akan terhempas layaknya bangunan rapuh yang dihempaskan angin
puyuh ? Atau sebaliknya, bangunan agama
yang anda pelihara, tetap berdiri kokoh tanpa mengalami kerusakan pada setiap
sisi dindingnya. Karena itulah, jadikanlah akidah anda sebagai pondasi yang
kuat bagi bangunan agama yang anda yakini kebenarannya.
Dan bagian kecil dari usaha Anda
untuk memperkuat pondasi tersebut adalah membersihkan akidah anda kepada
sesuatu selain Allah SWT. Kalau sekali saja anda memiliki kecenderungan yang
berlebihan kepada segala sesuatu selain Allah, maka itulah kelalaian anda yang
paling besar. Sesungguhnya Islam tidak bisa dibangun dengan pondasi seperti
itu. Kekuatan bangunan Islam dimulai dengan pondasi akidah yang mengikat
seluruh pikiran dan segala gerak tubuh kepada allah SWT. Tidak ada yang lain.
Bangunan Islam tidak akan bisa ditegakkan ketika sekejap saja hati kita
berpaling sesuatu yang fana, betapapun itu menyenangkan hati kita.
Saudaraku,…
Allah SWT berfirman, "Maka, sembahlah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang
bersih (dari syirik)." (QS.
Az-Zumar : 2-3).
Karena itulah yang menjadi perhatian kita pertama kali
adalah menjernihkan segala bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT dan kekasih-Nya
Muhammad Saw dari segala penyimpangan dan pengingkaran. Dan itulah yang
dilakukan oleh Rasulullah saw ketika mengabarkan tentang kebenaran Islam kepada
masyarakatnya. Baru kemudian setelah pondasi akidah sudah tertanam kuat dalam
hati, pendidikan mengenai amal perbuatan baik maupun amal perbuatan buruk dapat
kembali dilanjutkan.
Seorang muslim sekali lagi dituntut untuk membuat pondasi
keislamannya menjadi pondasi paling kuat yang pernah ia kenal maupun yang
dikenal orang lain sebelumnya. Jika
pondasi akidah anda kuat, maka akan semakin kuat pula bangunan Islam yang anda
dirikan. Dan jika bangunan Islam anda sangat kuat, maka perjalanan akhirat anda
tidak akan terganggu oleh segala kekacauan dan keruwetan dunia yag mendatangi
anda dari segala arah. Tentu saja Allah juga tidak akan sungkan memberikan
pertongan kepada anda, jika demikian kondisi bangunan Islam anda. Percayalah,
saudaraku!
No comments:
Post a Comment