Thursday, August 28, 2014

BERSYUKUR DALAM KEPAYAHAN



Saudaraku,…                         
Setiap muslim harus selalu menyiapkan dirtinya menghadapi pergolakan yang terjadi di dunia, apapun itu. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Demikian juga kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan saudara-saudara kita atau lingkungan tempat tinggal kita.

Islam menuntut setiap muslim untuk selalu bersiaga terhadap keadaan apapun yang akan terjadi. Bagian utama dari kesiagaan tersebut adalah senantiasa bersyukur dalam keadaan apapun. Seorang muslim selayaknya tidak hanya bersyukur ketika mendapatkan kesenangan dalam hidup, tetapi semestinya pula mampu bersyukur ketika ia dalam kepayahan. Berprasangka baiklah kepada Allah. Allah itu Dzat yang sangat cermat dan teliti dalam rencana-renca-Nya. Apapun yang terjadi dengan Anda, tetaplah bersyukur kepada Allah dengan kegembiraan yang besar. Tetapi ketika Anda bersyukur menggunakan lisan dan anggota tubuh Anda, cobalah Anda mempertimbangkan perasaan orang-orang di sekitar Anda. Ketika Anda memperoleh pertolongan ketika orang lain tidak mendapat pertolongan, maka berlakulah bijak untuk menahan kegembiraan Anda yang meluap-luap di hadapan mereka.

Di dalam sebuah riwayat diceritakan Sari al-Suqthi, seorang ulama ahli ilmu tauhid yang sangat wara' berkata, "Sudah tiga puluh tahun lamanya aku selalu membaca istighfar, dan baru sekali ini aku membaca alhamdulillah."

"Bagaimana ceritanya?" tanya seorang sahabatnya.

"Pada waktu terjadi peristiwa kebakaran di pasar Baghdad, seseorang dengan tergopoh-gopoh datang menemuiku seraya memberitahukan bahwa kedaiku selamat. Spontan aku berucap 'Alhamdulillah!' Tetapi, lantas aku menyesal, karena mensyukuri keberuntunganku sendiri di atas penderitaan orang banyak." jawabnya.

Perkataan Sari al-Suqthi menegaskan kembali kepada kita, betapapun juga perbuatan baik (bersyukur kepada Allah) semestinya tidak menyakiti perasaan orang lain.

Saudaraku,…
Jika Anda mampu bersyukur kepada Allah dalam setiap keadaan, itu adalah baik. Tetapi lebih sangat baik jika Anda mampu mengatur manajemen syukur Anda tanpa menyinmggung peraan saudara Anda yang sedang berduka atau kepayahan dalam hidup.

Semoga engkau dicintai Allah, saudaraku!

BERSHADAQAHLAH DAN JADILAH KAYA RAYA


Saudaraku,…
Kehidupan di dunia ini dipenuhi dengan aksesori yang luar biasa indahnya. Keindahannya bagi sebagian manusia tidak mampu membuat ia memalingkan muka kepada selain Allah SWT. Inilah hati orang-orang yang sangat kokoh bangunan imannya. Tetapi sayangnya, sebagian manusia (sedihnya bagian yang ini memiliki jumlah yang sangat besar) sangat menyukai kilauan aksesori dunia tersebut. Inilah orang-orang yang tergila-gila dengan kilauan kebendaan dunia.

Mereka menghabiskan waktunya untuk kilauan aksesori tersebut dengan mengesampingkan urusan akhiratnya ke tepian. Tujuannya sangat jelas, yaitu mereka ingin menjadi kaya raya dan semakin kaya raya untuk seterusnya. Karena keinginan inilah manusia melupakan kewajiban yang melekat pada harta yang dikumpulkannya.

Orang tergila-gila oleh gemerlap dunia sering terlupa dengan teori kekayaan yang ditawarkan oleh Islam. Perbanyaklah bershadaqah maka engkau akan menjadi kaya raya. Inilah resep kekayaan yang terlupa untuk kita simpan dlam memori pikiran kita. Kita takut member karena kita takut kekuarangan. Pikiran seperti inilah yang selalu menghalangi seseorang untuk berbagi rejeki dengan orang yang kekurangan. Yang perlu kita pahami adalah Allahlah yang mengusai setipa kilaian harta yang terapat di seluruh alam semesta ini, tidak hanya di bumi. Sedangkan manusia sama sekali tidak memiliki kuasa menentukan rejeki dan kekayaan bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, lupakanlah cara hidup yang jauh dari kebaikan, dan ikutilah gaya hidup yang ditunjukkan Allah SWT melalui lisan Utusan-Nya, Nabi Muhammad Saw.

Bekerjalah sekeras apapun yang bisa kita usahakan, dan bershdaqahlah tanpa banyak perhitungan kepada Allah. Allah Yang mengusai kebahagiaan akan memberikan Anda kebahagiaan dan melipatgandakan kebahagiaan tersebut berlipat-lipat banyaknya. Dan ini tidak hanya berlaku untuk orang-orang muslim saja. Seorang kafir pun jika senang memberikan kekayaan kepada orang kepada orang lain dengan membagikan sedikit dari harta kekayaannya, maka kekayaannya dan berkembang jauh lebih banyak lagi. Dan tentu saja jika pelakunya seorang muslim, tentu Allah akan memberikan kebahagian yang lebih besar daripada apa yang susah diberikan Allah kepada orang-orang non muslim.

Dan tahukah Anda, orang-orang kaya itu selalu melakukan kebiasaan orangtorang  kaya sebelumnya., yaitu memberi. Ingatlah saudaraku! Hanya orang-orang miskin sajalah yang menegadahkan tangan berharap bantuan. Jadi, berhentilah mengecat dunia gila-gilaan seperti itu. Perbanyaklah bershadaqah dan bersiaplah menjadi kaya raya , saudaraku.

Allah SWt berfirman, “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga).  Maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.  Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. Serta mendustakan pahala terbaik. Maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” (QS. Al-Lail : 5-10).

Saudaraku,…
Allah telah menjajikan kemudahan bagi orang-orang yang mampu berbagi sedikit hartanya kepada orang orang yang kepayahan. Mengapa kita bersegera mungkin mrnyambut penawaran Allah SWT. Ini investasi yang luar biasa lho. Jika kita percaya engan perbankan untuk menginvestasikan kekayaan kita , mengapa kita ragu mengnivestasikan kekayaan Allah kepda Alla h SWT. Buknkah Allah itu lebih kaya daripada bank mana[pu juga. Dan tentu saja Allah juga lebih dapat dipercaya sagal asaesuatu yang ada di dunia ini. Karena itu, janganlah hati anda ragu terhadap kebaikan yang dating dari Allah SWT. Bershadaqahlah, saudaraku!

Friday, August 22, 2014

BERSEMBUNYI DARI ALLAH


Saudaraku,...
Sahabat Rasulullah Saw, Abdullah bin Abbas r.a., dalam sebuah riwayat pernah bercerita kepada para muridnya. "Ada seorang laki-laki pada zaman sebelum kalian, dia beribadah kepada Allah selama 80 tahun, kemudian dia terpeleset kepada suatu dosa, lalu dia pun takut atas dirinya karena dosa tersebut. Kemudian dia mendatangi hutan dan berkata: 'Wahai hutan yang banyak bebatuannya, yang lebat pepohonannya, yang banyak hewan-hewannya, Apakah engkau memiliki tempat bersembunyi bagiku dari Rabku?' Dengan ijin Allah hutan menjawab: 'Wahai manusia, demi Allah, tiada satu pun rumput maupun pohon dalam wilayahku, melainkan ada seorang malaikat yang diutus di sana, maka bagaimana aku hendak menyembunyikanmu dari Allah?' Laki-laki itu pun mendatangi laut dan berkata: 'Wahai laut yang melimpah airnya, yang banyak ikan-ikannya, Apakah engkau memiliki tempat untuk menyembunyikan diriku dari Rabku?' Maka laut pun menjawab: 'Wahai manusia, demi Allah tiada satu butir pasir pun atau binatang air pun kecuali disertai malaikat yang diutus, maka bagaimana aku hendak menyembunyikan dirimu dari Allah?' Laki-laki itu pun mendatangi gunung dan berkata: 'Wahai gunung yang tinggi menjulang langit, yang banyak gua-guanya, adakah engkau memiliki tempat untuk menyembunyikan diriku dari Rabku Tabaraka wa Taala?' Gunung menjawab: 'Demi Allah, tiada satu batu atau gua pun yang ada di wiliayahku kecuali ada malaikat yang diutus, bagaimana mungkin aku menyembunyikanmu'?"

Allah SWT adalah Dzat yang Maha Mengetahui dan juga Maha Melihat. Tidak ada satu tempat pun yang dapat menyembunyikan kita dari pandangan Allah. Apapun yang kita lakukan baik itu kebaikan maupun kejahatan selalu pengawasan Allah yang sangat teliti. Sehingga sepatutnyalah kita menjaga diri dari segala sesuatu yang menjadikan kita rendah dalam pandangan Allah SWT.

Perhatikanlah masyarakat kita yang menjadikan keberadaan Allah sebagai sesuatu yang sia-sia. Isu tentang perselingkuhan berjejal begitu banyaknya. Para pelakunya merasa asyik sepanjang tidak ketahuan istri atau suaminya. Korupsi dan kolusi merajalela di setiap lini dan tempat kerja, koruptor pun santai saja selagi petugas audit tidak mencium bau busuknya. Jumlah uang yang dilalap tak kepalang tanggung banyaknya. ICW menyebutkan, angka korupsi di tingkat DPRD masing-masing bernilai milyaran, tidak ada yang 'hanya jutaan'. Kumpul kebo dan perzinaan terjadi di mana-mana, terus menjadi rutinitas, selagi keluarga, orang tua, dan masyarakat tidak mendeteksi tindakan kotornya. Saya tidak tahu, apakah mereka mereka benar-benar mengenal Allah, atau bahkan tidak mengakuinya sama sekali. Jika mereka seorang muslim, tentu mereka tidak akan melakukan perbuatan tersebut tanpa mengabaikan keberadaan-Nya. Orang-orang yang berlari dari Allah tidak akan menemukan tempat bersembunyi yang baik. Mereka bias saja bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak akan mampu bersembunyi dari Allah. Kemana mereka harus menghadapkan wajah mereka jika setiap arah yang mereka tuju dijaga para malaikat yang selalu setia kepada Tuhannya. Dan Allah pun tidak pernah lalai dalam pengawasan terhadap semua hamba-Nya.

Perbuatan maksiat terjadi karena adanya kemauan atau terbukanya peluang melakukannya. Namun, keduanya dapat dicegah secara sekaligus dengan mendekatkan diri kepada Allah. Mengapa demikian? Karena, dengan menjadikan diri kita dekat kepada Allah, pikiran dan angota tubuh kita akan memposisikan setiap indra kita dalam pengawasan Allah setiap saat. Hasilnya adalah pikiran kita membentuk opini bahwa tak ada tempat dan kesempatan yang memungkinkan kita berbuat dosa tanpa sepengetahuan-Nya. Otomatis kendurlah kemauan kita untuk berbuat dosa, meskipun tidak ada orang lain yang bersama kita, sebab Allah mengawasinya.

Tidak akan terlintas di benak pencuri untuk mengganyang mobil patroli yang diparkir di depan kantor polisi. Karena, ia sadar bahwa aksinya akan dengan mudah diketahui dan jeruji besi siap menantinya. Jika demikian, sudah selayaknya hamba yang cerdas tidak coba-coba menjamah wilayah dosa yang dilarang sang Pencipta. Karena, Allah takkan sedikit pun terlena dalam mengawasinya, sedangkan hukuman-Nya tidak hanya berupa jeruji besi, tetapi siksa yang tiada tara beratnya. Maka, merasakan pengawasan Allah adalah perisai utama yang menghalangi seseorang untuk berbuat dosa.

Mendekatkan diri kepada Allah juga menumbuhkan rasa malu untuk berbuat dosa kepada Allah. Manusia yang berekatan dengan Allah menyadari bahwa Allah yang memberikan segala nikmat kepadanya, juga memantau setiap gerak-geriknya. Tidak ada tempat bersembunyi dari-Nya agar dia bebas berbuat dosa. Malaikat yang menjaga di setiap bumi yang dia pijak akan menjadi saksi atas segala yang dilakukannya. Maka, bagaimana dia akan durhaka kepada-Nya di hadapan pengawasan-Nya. Yang dia lakukan bahkan sebaliknya, dia ingin agar Zat yang memberikan nikmat kepadanya melihat dirinya selalu dalam ketaatan kepada-Nya, sehingga Dia akan merasa rida.

Kesempurnaan mendekatkan diri kepada Allah diraih manakala seseorang juga menyadari bahwa setiap gerak, napas dan detik perbuatannya direkam dalam catatan malaikat. Kelak catatan itu akan diperlihatkan kepadanya. Terbuktilah bahwa tidak ada yang terlewat dari perbuatannya, semua tercatat detail di dalamnya. Tidakkah kita malu jika catatan perbuatan kita dibuka pada hari Kiamat, sementara di sana terdapat rekaman dosa yang kita kerjakan pada saat bersembunyi?

Mendekatkan diri kepada Allah menyebabkan seseorang beramal ketika sendirian sama bagusnya dengan apa yang dia lakukan ketika bersama banyak orang. Alangkah bagusnya seorang muslim tatkala menyendiri, lalu dia merasakan bahwa malaikat tidak akan berpisah darinya, diutus untuk menulis kebaikannya. Maka, dia berkata kepada malaikat, "Tulislah (kebaikanku wahai malaikat), semoga Allah merahmati Anda," sehingga dia memenuhi lembaran kitabnya dengan kebaikan dan apa-apa yang bisa memperberat timbangannya.
 
Sebagian orang yang hatinya sakit, bahkan mati, mengira bahwa Allah tidak melihat mereka tatkala bermaksiat atau lengah dari apa yang mereka kerjakan, sehingga mereka berdosa dengan tertawa. Apalagi jika hukuman atas dosanya tidak segera nampak di depan mata. Para pezina yang ‘aman’ dari penyakit kelamin, para pembunuh kaum muslimin, para penjahat dan pendosa, jangan disangka Allah membiarkan mereka. Allah tidak membiarkan para pendurhaka pendahulu mereka seperti kaum Luth, kaum Tsamud, kaum ‘Ad, maupun Fir’aun. Ingatlah. Allah sangat adil dalam membalas perbuatan-perbuatan hamba-Nya.

Semoga kita dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan perlindungan-Nya. Amiin!

BERSABAR DALAM KELUARGA


Saudaraku,…
Menciptakan sebuah keluarga yang dipenuhi banyak kebaikan adalah cita-cita yang paling didambakan seorang muslim. Menikah dan membina sebuah keluarga terbaik adalah sunnah Rasulullah Muhammad Saw yang terhitung mudah untuk dikerjakan, tetapi sulit untuk menyempurnakannya.
Dikatakan demikian, karena dari sekian banyak pernikahan, sedikit sekali yang mampu menghadirkan banyak kebaikan. Sebuah pernikahan diawali bersatunya dua pribadi yang bertolak belakang. Pria dan wanita seperti dua sisi mata uang, satu memberikan nilai kepada sisi yang lain. Demikian pula sebaliknya. Bukankah uang itu menjadi bernilai jika kedua sisi berperan optimal? Bukankah uang yang rusak salah sisinya tidak dapat digunakan melakukan pembelian apapun juga?

Ingatlah, saudaraku. Isi kepala orang-orang yang sepakat menikah juga beraneka ragam. Sehingga bukan tidak mungkin kan terjadi pertengkaran atau pertikaian walaupun dalam volume yang kecil. Tetapi jika pertengkaran atau pertikaian tersebut tidak dikelola dengan baik, pertengkaran akan menghancurkan maghligai pernikahan yang agung. Karena dampak hebat seperti itulah, maka dalam setiap keluarga semestinya dipenuhi kesabaran suami istri yang kuat.

Seorang istri mestinya mampu bersabar terhadap perlakuan dan sikap yang tidak menyenangkan dari si suami. Seorang suami juga selayaknya mampu bersabar terhadap terhadap sikap tidak menyenangkan dari sang istri. Jangan terlampau mudah membawa perasaan dalam urusan rumah tangga. Jangan terlampau mudah sakit hati oleh kata-kata tidak menyenangkan yang diucapkan pasangan hidup Anda. Dan jangan pula mudah mengucapkan kata-kata kasar akibat rasa sakit hati yang Anda rasakan. Terimalah apapun sikap pasangan Anda dengan ikhlas. Ini adalah ujian Allah untuk Anda. Bersabarlah dan bersabarlah, saudaraku. Dan jika mulai terasa berat, mengadulah kepada Allah SWT, hanya kepada Allah. Jangan Anda berbagi kesedihan dalam rumah tangga kepada manusia, karena itu akan menambah bagi Anda. Jika Anda minta pertolongan Allah, Allah akan memberi pertolongan kepada Anda. Bukankah Anda masih percaya Allah SWT mampu melembutkan hati manusia yang paling keras sekalipun? Maka berbagilah kepada Allah, jika hidup Anda terasa berat untuk Anda pikul sendiri.

Saudaraku,..
Diceritakan pada zaman dahulu tinggalah seorang saleh. Ia mempunyai saudara saleh yang bertempat tinggal berjauhan. Saudaranya tersebut mengunjungi saudaranya tiap tahun sekali, dan pada suatu hari ketika ia berkunjung ke rumah saudaranya dan mengetuk pintu rumahnya, ditanya oleh istri saudaranya, "Siapa?"

Jawabnya, "Saudara dari suamimu, datang untuk berkunjung."

Istri saudaranya itu berkata, "Ia masih pergi mencari kayu, semoga tidak dikembalikan oleh Allah." Lalu, ia memaki-makinya.

Kemudian tidak lama datanglah saudaranya itu mendapat seikat kayu yang dipikulkan pada harimau, ia berkata pada harimau itu:
"Pergilah, semoga Allah memberkahi kamu."

Kemudian dipersilahkan saudaranya untuk masuk ke rumah, sedang istrinya terus memaki-maki padanya, tetapi tidak dijawab walau sepatah kata pun, sehingga dihidangkan makanan dan makan bersama saudaranya. Setelah itu ia minta izin untuk kembali dan tidak henti-hentinya memikirkan tentang kesabaran saudaranya terhadap istrinya yang seperti itu.

Kemudian di tahun yang berbeda saudaranya itu berkunjung kembali, dan ketika sampai di rumah dan mengetuk pintu, ditanya oleh istrinya, "Siapa?"

Jawabnya, "Aku saudara suamimu datang untuk berkunjung."

Maka disambut oleh istrinya, "Selamat datang," dan dipersilahkan untuk menunggu suaminya yang sedang mencari kayu dan dipuji-puji kebaikan suaminya itu, maka tidak lama kemudian datanglah suaminya memikul kayu di atas punggungnya, kemudian kepada saudaranya yang datang sambaing itu dipersilahkan masuk, dan sesudah makan bersama ia bertanya tentang hal dahulu ketika itu harimau membawa kayuya, dan kini kayu terpaksa dipikulnya sendiri.

Jawabnya, "Hai saudaraku, istriku yang cerewet dahulu itu telah meninggal dunia, dan karena saya sabar atas kecerewetannya, Allah mendatangkan harimau untuk membantuku dalam mencari kayu, kemudian ketika aku telah diganti oleh Tuhan dengan istri yang baik budi ini, sudah tidak ada lagi harimau itu. Kini terpaksa aku harus memikulnya sendiri kayuku itu."

Saudaraku,…
Kisah ini menunjukkan betapa Allah tidak pernah menjauhkan kasih sayang-Nya dari orang-orang yang mampu bersabar menghadapi keburukan pasangan hidupnya. Orang-orang beriman adalah orang-orang yang menjadikan sabar sebagai kecintaan hidupnya. Merekalah yang akan menjadi cahaya ketika semua pelita telah dipadamkan Allah SWT. Mereka dijaga Allah dari keburukan dunia karena kesabarannya. Maka bersabarlah, saudaraku. Allah SWT akan memberikan banyak kebaikan kepda Anda.

DENDAM DAN KEKEJAMAN

Dendam membuat kita menjadi kejam. Hal ini dapat kita buktikan sendiri dengan melihat sendiri keadaan batin kita. Dendam melahirkan kebencia...