Tuesday, September 2, 2014

BERPIHAK KEPADA YANG HALAL


Assalaamu ’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Ammaa ba’du.

Saudaraku,…
Kehidupan adalah sebuah pilihan yang memiliki tanggungjawab tersendiri. Berpihak kepada keburukan memiliki sebuah akibat yang harus diterima pelakunya dan berpihak kepada kebaikan juga memiliki akibat tertentu. Kalau Anda menanam jagung, maka kelak atau sebentar lagi Anda akan memanen jagung. Kalau menanam padi, maka kelak Anda pun akan memanen padi. Demikianlah kehidupan ini terjadi.

Manusia itu sesungguhnya hidup diantara banyak pilihan. Dunia ini telah menghampiri kita menawarkan banyak keyakinan yang dinyatakan sebagai sebuah kebenaran. Dunia juga menawarkan kepada kita berbagai jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Kesemuanya itu terbagi dalam dua kelompok yang saling bertentangan, yaitu halal dan haram.

Diantara dua pilihan itulah Islam hadir menegaskan batas-batas yang jelas diantara kedua pilihan tersebut. Islam mengajak semua manusia untuk berpihak kepada yang halal dan meninggalkan yang haram tanpa keraguan sama sekali. Dan didalam kehidupan yang banyak dijejali banyak hal yang haram inilah, berpihak kepada yang halal sungguh membutuhkan kekuatan niat yang luar biasa.

Niat tersebut selayaknya disandarkan hanya kepada Allah SWT. Sesungguhnya kekuatan niat seperti ini mampu member energy tambahan untuk tetap istiqomah berpihak kepada yang halal. Jika niat Anda karena mengharapkan ridho Allah, maka Allah SWT akan membantu kita untuk selalu berpihak kepada yang halal. Teguhkanlah niat kita untuk berpihak kepada yang halal diantara banyaknya kesenangan yang diharamkan oleh Allah SWT.

Al-Hasan al-Bashri Rahimahullah suatu ketika pernah berkata, "Ada seorang wanita jalang yang kecantikannya melebihi wanita-wanita seusianya. Dia akan menyerahkan dirinya bila dibayar dengan 100 dinar (425 gram emas). Kemudian ada seorang pria yang melihatnya. Dia merasa kagum dan menginginkan si wanita tadi. Lalu si pria pergi dan bekerja keras membanting tulang dengan tangannya sendiri, sampai akhirnya dia berhasil mengumpulkan uang 100 dinar. Kemudian dia mendatangi si wanita dan berkata kepadanya, "Sungguh engkau telah membuatku kagum, kemudian aku pergi dan bekerja membanting tulang hingga berhasil mengumpulkan 100 dinar."

Si wanita berkata, "Bayarkanlah uang itu pada kepala pelayan agar dicek keaslian dan ditimbang beratnya." Setelah dibayarkan si wanita berkata lagi, "Masuklah." Si wanita itu mempunyai rumah yang dihias dengan indah dan ranjang dari emas. Ketika sudah masuk, "Ayolah," ajak si wanita. Si pria pun bersiap untuk melaksanakan hasratnya, namun saat itu pula dia ingat bagaimana nanti dia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tubuhnya jadi gemetar dan syahwatnya langsung hilang. Maka dia batalkan niatnya dan berkata, "Biarkanlah aku keluar dan pergi dan uang 100 dinar itu ambil saja untukmu!"

Dengan penuh perasaan heran si wanita bertanya, "Ada apa denganmu? Kau telah mengaku pernah melihatku dan kagum padaku serta menginginkan diriku. Kemudian engkau pergi bekerja membanting tulang hingga mengumpulkan 100 dinar, dan setelah engkau bisa mendapatkan aku, kamu kok jadi begini?" Si Pria menjawab, "Tidak ada yang mendorongku dalam hal ini selain rasa takutku kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Aku membayangkan bagaimana saat nanti aku akan berdiri di hadapan-Nya mempertanggungjawabkan perbuatanku." Si wanita berkata, "Bila engkau benar demikian, maka tidak ada yang berhak menjadi suamiku selain engkau." Tetapi si pria menanggapinya dengan berkata, "Biarkan aku pergi saja." Si wanita berkata, "Boleh, tetapi kau harus berjanji, bahwa nanti kau akan mengawiniku." Si pria berkata lagi, "Tidak ada janji sampai aku keluar." Si wanita tetap teguh memaksa, "Engkau harus berjanji, demi Allah, bila nanti aku datang kepadamu engkau harus mengawiniku." "Ya, mungkin," jawabnya singkat.

Lalu dia mengenakan pakaiannya kemudian terus pergi menuju negerinya. Dan si wanita pun berangkat meninggalkan dunia hitamnya dengan penuh penyesalan atas segala yang diperbuatnya. Sampai akhirnya ia tiba di negeri si pria itu. Lalu dia bertanya pada orang-orang di sana tentang nama dan alamat si pria itu. Orang-orang berkomentar, "Sekarang ini, sang ratu cantik itu datang sendiri bertanya tentang engkau."

Saat si pria melihatnya, dia terkejut, kemudian kejang lalu mati dan jatuh di hadapan wanita itu. Maka si wanita berkata, "Aku sudah tidak mungkin mendapatkan orang yang satu ini, tapi apakah ia punya seorang kerabat?" Orang-orang menjawab, "Ya, ada, dia punya saudara laki-laki yang miskin."

Si wanita tadi akhirnya berkata pada saudara laki-lakinya, "Aku ingin menikah denganmu, karena aku cinta pada saudaramu". Akhirnya keduanya menikah dan dikaruniai tujuh orang anak."

Saudaraku,…
Cerita di atas saya harap mampu membuka hati kita menguatkan niat untuk selalu berpihak kepada yang halal. Demikianlah yang akan Anda lakukan jika Anda mencintai Allah SWT. Demikianlah yang Anda lakukan jika Anda mencintai kekasih Allah Muhammad Saw. Janganlah Anda bimbang untuk menjauhi kesenangan yang diharankan oleh Allah. Jika Anda mencintai Allah dengan meninggalkan kesenangan yang diharamkan-Nya, maka tidak sungkan lagi memberikan Anda kesenangan yang baik dari sisi-Nya. Dan kesenangan apalagi yang lebih menyenangkan daripada kesenangan yang dipenuhi keberkahan Allah SWT.

Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Wassalaamu ’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.



No comments:

Post a Comment

DENDAM DAN KEKEJAMAN

Dendam membuat kita menjadi kejam. Hal ini dapat kita buktikan sendiri dengan melihat sendiri keadaan batin kita. Dendam melahirkan kebencia...