Friday, March 21, 2014

BALASAN MENINGGALKAN SHALAT


Saudaraku,…
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa pada suatu hari Rasulullah Muhammad Saw sedang duduk bersama para sahabat, kemudian datang pemuda Arab masuk ke dalam masjid dengan menangis. Ketika Rasulullah Saw melihat pemuda itu menangis, beliau pun bertanya, "Wahai orang muda kenapa kamu menangis?"

Maka berkatalah pemuda itu, "Ya Rasulullah S.A.W, ayah saya telah meninggal dunia dan tidak ada kain kafan dan tidak ada orang yang hendak memandikannya."

Lalu Rasulullah S.A.W memerintahkan Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. ikut pemuda itu untuk melihat masalahnya. Setelah mengikut orang itu, maka Abu Bakar r.a dan Umar r.s. mendapati ayah pemuda itu telah berubah menjadi babi hitam, maka mereka pun kembali dan memberitahu kepada Rasulullah S.A.W, "Ya Rasulullah S.A.W, kami lihat mayat ayah orang ini berubah menjadi babi hutan yang hitam."

Kemudian Rasulullah S.A.W dan para sahabat pun pergi ke rumah pemuda itu dan beliau pun berdoa kepada Allah SWT, kemudian mayat itu pun berubah menjadi bentuk manusia semula. Lalu Rasulullah S.A.W dan para sahabat menyolatkan mayat tersebut. Apabila mayat itu hendak dikebumikan, maka sekali lagi mayat itu berubah menjadi seperti babi hutan yang hitam, maka Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada pemuda itu, "Wahai orang muda, apakah yang telah dilakukan oleh ayahmu sewaktu dia di dunia dulu?"

Berkata orang muda itu, "Sebenarnya ayahku ini tidak mahu mengerjakan shalat." Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda, "Wahai para sahabatku, lihatlah keadaan orang yang meninggalkan shalat. Di hari kiamat nanti akan dibangkitkan oleh Allah S.W.T seperti babi hutan yang hitam."

Di zaman Abu Bakar r.a ada seorang lelaki yang meninggal dunia dan sewaktu mereka menyembahyanginya tiba-tiba kain kafan itu bergerak. Apabila mereka membuka kain kafan itu mereka melihat ada seekor ular sedang membelit leher mayat tersebut serta memakan daging dan menghisap darah mayat. Lalu mereka cuba membunuh ular itu.

Apabila mereka cuba untuk membunuh ular itu, maka berkata ular tersebut, "Laa ilaaha illallahu Muhammadu Rasulullah, menagapakah kamu semua hendak membunuh aku? Aku tidak berdosa dan aku tidak bersalah. Allah S.W.T yang memerintahkan kepadaku supaya menyeksanya sehingga sampai hari kiamat."
Lalu para sahabat bertanya, "Apakah kesalahan yang telah dilakukan oleh mayat ini?"

Berkata ular, "Dia telah melakukan tiga kesalahan, di antaranya :"Apabila dia mendengar azan, dia tidak mahu datang untuk sembahyang berjamaah. Dia tidak mau keluarkan zakat hartanya.  Dia tidak mau mendengar nasEhat para ulama.

Maka inilah balasannya.

               

Tuesday, March 4, 2014

MEMBANGUN PONDASI AGAMA


Saudaraku,…
Secara etimologi akidah berasal dari kata ’aqd yang berarti pengikatan. Akidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan, “Dia mempunyai akidah yang benar,” berarti akidahnya bebas dari keraguan. Akidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu. Adapun makna akidah secara syara’ yaitu, iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan kepada hari akhir, serta kepada qadar yang baik maupun yang buruk. Kita menyebutnya sebagai Rukun Iman.

Akidah yang benar adalah fundamen bagi bangunan agama serta merupakan syarat sahnya amal. Bagi anda yang menganggap sepele masalah akidah ini, berhati-hatilah menjaga agama anda. Menjalani kehidupan di dunia ini bukan hanya perkara sulit untuk memperoleh materi duniawi, tapi juga perjuangan yang tidak mudah untuk menegakkan agama yang anda yakini kebenarannya. Keyakinannya terhadap Allah dan kebenaran Islam akan bersentuhan dengan keyakinan lain yang ditimbulkan oleh keruwetan dunia dan godaan-godaan menggiurkan yang akan mengikutinya. Ketika interaksi akidah anda dengan keruwetan dunia semakin meninggi, maka akidah tersebut akan mengalami seranagn yang luar biasa hebat. Dan situlah kemudian akidah anda akan menunjukkan perannya. Apakah bangunan agama anda akan terhempas layaknya bangunan rapuh yang dihempaskan angin puyuh  ? Atau sebaliknya, bangunan agama yang anda pelihara, tetap berdiri kokoh tanpa mengalami kerusakan pada setiap sisi dindingnya. Karena itulah, jadikanlah akidah anda sebagai pondasi yang kuat bagi bangunan agama yang anda yakini kebenarannya.

Dan bagian kecil dari usaha Anda untuk memperkuat pondasi tersebut adalah membersihkan akidah anda kepada sesuatu selain Allah SWT. Kalau sekali saja anda memiliki kecenderungan yang berlebihan kepada segala sesuatu selain Allah, maka itulah kelalaian anda yang paling besar. Sesungguhnya Islam tidak bisa dibangun dengan pondasi seperti itu. Kekuatan bangunan Islam dimulai dengan pondasi akidah yang mengikat seluruh pikiran dan segala gerak tubuh kepada allah SWT. Tidak ada yang lain. Bangunan Islam tidak akan bisa ditegakkan ketika sekejap saja hati kita berpaling sesuatu yang fana, betapapun itu menyenangkan hati kita.

Saudaraku,…

Allah SWT  berfirman, "Maka, sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik)." (QS. Az-Zumar : 2-3).

Karena itulah yang menjadi perhatian kita pertama kali adalah menjernihkan segala bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT dan kekasih-Nya Muhammad Saw dari segala penyimpangan dan pengingkaran. Dan itulah yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika mengabarkan tentang kebenaran Islam kepada masyarakatnya. Baru kemudian setelah pondasi akidah sudah tertanam kuat dalam hati, pendidikan mengenai amal perbuatan baik maupun amal perbuatan buruk dapat kembali dilanjutkan.
                                                                          
Seorang muslim sekali lagi dituntut untuk membuat pondasi keislamannya menjadi pondasi paling kuat yang pernah ia kenal maupun yang dikenal orang lain sebelumnya. Jika pondasi akidah anda kuat, maka akan semakin kuat pula bangunan Islam yang anda dirikan. Dan jika bangunan Islam anda sangat kuat, maka perjalanan akhirat anda tidak akan terganggu oleh segala kekacauan dan keruwetan dunia yag mendatangi anda dari segala arah. Tentu saja Allah juga tidak akan sungkan memberikan pertongan kepada anda, jika demikian kondisi bangunan Islam anda. Percayalah, saudaraku!

Tulisan ini dikutip dari:

DENDAM DAN KEKEJAMAN

Dendam membuat kita menjadi kejam. Hal ini dapat kita buktikan sendiri dengan melihat sendiri keadaan batin kita. Dendam melahirkan kebencia...